EYD DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA
EYD & TANDA BACA
EYD
Pengertian
Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk
mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan
dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD ) mengatur :
1. Pemakaian Huruf,
a. Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
b. Huruf Vokal
Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o
c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z.
d. Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu:
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
f. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara:
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh: aula menjadi au-la bukan a-u-l-aØ
Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: bapak menjadi ba-pakØ
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf itu. Contoh : mandi menjadi man-diØ
Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua. Contoh : ultra menjadi ul-tra.Ø
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll.
b. Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Penulisan Kata,
Ejaan yang disempurnakan ( EYD ) mengatur :
1. Pemakaian Huruf,
a. Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
b. Huruf Vokal
Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o
c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z.
d. Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu:
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
f. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara:
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh: aula menjadi au-la bukan a-u-l-aØ
Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: bapak menjadi ba-pakØ
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf itu. Contoh : mandi menjadi man-diØ
Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua. Contoh : ultra menjadi ul-tra.Ø
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll.
b. Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Penulisan Kata,
a. Kata
Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
b. Kata
Turunan, Kata turunan (imbuhan)
c. Bentuk
Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-)
d. Gabungan
Kata, Gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis serangkai
e. Kata
Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya
f. Kata
Depan di, ke, dan dari, Kata depan di dan ke ditulis terpisah
g. Kata si
dan sang, Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
h. Partikel,
Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah
4. Singkatan dan Akronim
4. Singkatan dan Akronim
Singkatan
ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya
saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh :
NKRI, cm, lab.
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
5. Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu :
a. berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
6. Penulisan Unsur Serapan,
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi presiden
7. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), (:), (”)
8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu :
a. penyesuaian Ejaan.
Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol
b. penyesuaian huruf gugus konsonan.
Contoh : flexible menjadi fleksibel
c. penyesuaian akhiran.
Contoh : etalage menjadi etalase
d. penyesuaian awalan.
Contoh : amputation menjadi amputasi
9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas.
a. Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)
b. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
5. Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu :
a. berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
6. Penulisan Unsur Serapan,
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi presiden
7. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), (:), (”)
8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu :
a. penyesuaian Ejaan.
Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol
b. penyesuaian huruf gugus konsonan.
Contoh : flexible menjadi fleksibel
c. penyesuaian akhiran.
Contoh : etalage menjadi etalase
d. penyesuaian awalan.
Contoh : amputation menjadi amputasi
9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas.
a. Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)
b. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
PERBEDAAN EJAAN LAMA DAN EJAAN BARU
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran
Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia,Mashuri. Pernyataan bersama
tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang
telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentangEjaan Baru dan Ejaan
Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu
Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di
Malaysia, ejaan baru bersama ini
dirujuk sebagai Ejaan Rumi
Bersama (ERB).
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa IndonesiaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah".
Nah, itulah sejarahnya. Sekarang, bagaimana perbedaannya dengan yang dulu? kita lihat dibawah ini:
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa IndonesiaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah".
Nah, itulah sejarahnya. Sekarang, bagaimana perbedaannya dengan yang dulu? kita lihat dibawah ini:
'tj' menjadi 'c' : tjutji →sekarang cuci
'dj' menjadi 'j' : djarak →sekarang jarak
'j' menjadi 'y' : sajang →sekarang sayang
'nj' menjadi 'ny' : njamuk →sekarang nyamuk
'sj' menjadi 'sy' : sjarat →sekarang syarat
'ch' menjadi 'kh' : achir →sekarang akhir
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan
penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di
sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli,
dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi
"u" saat Ejaan Van
Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum
EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
Membuat variasi kalimat dari penggunaan tanda baca.
1. Titik (.) 1.1 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan atau kalimat berita.
Contoh: l Fitur utama bisnis adalah bahwa
sesuatu itu harus dapat dijual atau menghasilkan uang.
1.2 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama
orang.
Contoh: l LL Bean yang membuat peralatan
outdoor bukan perusahaan berskala raksasa tetapi memiliki reputasi melampaui
bisnis yang lebih besar.
1.3 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar,
jabatan, pangkat dan sapaan.
Contoh: l Dr. (Dokter) -> Dr. Tangkas mendapatkan gelar
sarjananya dengan nilai yang memuaskan.
1.4 Tanda titik dipakai pada singkatan kata yang umum
dipakai, biasanya diambil 3 huruf.
Contoh: l hlm. (Halaman) -> Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.
1.5 Tanda titik dipakai untuk pemisah bilangan ribuan
atau kelipatannya.
Contoh: l Jumlah penduduk Indonesia
berdasarkan sensus penduduk adalah sebanyak 237.556.363 jiwa.
2. Koma (,) 2.1 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
Contoh: l Pada bulan puasa atau menjelang
Hari Raya Idul Fitri pakaian yang paling laris pastilah peci, baju koko dan
sarung.
2.2 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata
seperti, tetapi, dan kecuali.
Contoh: l Industri hulu masa kini
umumnya, seperti plastik, minyak kelapa sawit atau pabrik gula.
2.3 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh: l Apabila keliru memilih bidang
spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
2.4 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: l Oleh karena itu, sangat
disarankan agar kita menengok dulu ke kiri dan ke kanan sebelum menyebrang.
2.5 Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o
, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:l Kasihan, anak kecil itu tertabrak mobil.
2.6 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: l “Pemantapan struktur ekonomi
masyarakat ke depan harus berbasis pada sumber daya unggulan daerah dengan
dukungan infrastruktur ekonomi wilayah yang memadai, "kata Cagub incumbent
Hj Ratu atut Chosiyah, di Serang, Jumat (7/10/2011).
2.7 Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama
yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka .
Contoh: l Widjaya, IG Rai. Hukum Perusahaan. Jakarta: Megapoin, 2000.
3. Tanda titik koma (;) 3.1 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: l Malam makin larut; kami belum
selesai juga.
3.2 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Contoh: l Ayah pergi ke kantor; ibu sibuk
bekerja di dapur; adik mengerjakan pr.
4. Tanda titik dua (:) 4.1 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
bila diikuti jaringan.
Contoh: l Fakultas Ekonomi UPN Jogja
memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
4.2 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan
yang membutuhkan pemerian.
Contoh: l Project By: TriExs
Media Project
Penulis: Lie Charlie
Editor: Wicak
4.3 Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah
kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh: l Guy: "Tolong sampaikan
memo ini kepada bendahara.”
Ilan: “Siap, Pak.”
4.4 Tanda titik dua dipakai
(i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci,
atau
(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh : l QS. Al-Baqarah: 38
4.5 Tanda titik dua dipakai untuk menandai rasio
(angka banding).
Contoh: l Perbandingan sex ratio antara laki-laki dan perempuan di daerah x
tahun 2010 adalah 100: 97.
5.Tanda hubung (-) 5.1 Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur-unsur kata
ulang.
Contoh: l Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
5.2 Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata
yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: l indonesia
l 21-12-2012
5.3 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan
(a) se-dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital;
(b) ke-dengan angka,
© angka dengan-an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan
(e) nama jabatan rangkap.
Contoh: l se-Indonesia; ke-6; tahun
90-an.
5.4 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: l di- packing
6. Tanda tanya (?) 6.1 Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh: l Siapa menteri keuangan saat
ini?
6.2 Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Contoh: l Dinosaurus musah sejak 30 juta
tahun yang lalu (?)
7. Tanda seru (!) 7.1 Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: l Jauhkan dia sekarang juga!
8. Tanda petik ganda (“…”) 8.1 Tanda petik ganda mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: l Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,
“Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”
8.2 Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: l Sekjen PBB memberikan pidato
yang berjudul “Perdamaian Dunia di Tengah Krisis Sosial” yang menghasilkan
dukungan dari seluruh dunia.
8.3 Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.
Contoh: l Pekerjaan itu dilaksanakan
dengan cara “coba dan ralat” saja.
9. Tanda garis miring (/) 9.1 Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: l Jalan Kediri VI / 2
9.2 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata
tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh: l Modem itu memiliki kecepatan
sampai 7,2 Mb / s.
10. Tanda petik tunggal (’…’) 10.1 Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: l “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin
mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.
10.2 Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: l Dengan metode ilmiah atau psikis tertentu brain-washing 'cuci
otak’ memang dapat dilakukan.
11. Tanda apostrof (’) 11.1 Tanda apostrof digunakan untuk penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh: l Tangkas bertugas sebagai
pembaca pembukaan UUD '45.
12. Tanda elipsis (…) 12.1 Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus,
misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: l “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa
mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
12.2 Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan
langsung.
Contoh: l Sebab-sebab kemunduran
indonesia dikarenakan … ketimpangan ekonomi antara si
miskin dan si kaya.
13. Tanda kurung (…) 13.1 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: l Jumlah barang yang diminta pada
berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).
13.2 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: l Pertumbuhan pemberian kredit
dari Desember 2008 sampai Januari 2009 (lihat Tabel 2) menunjukkan adanya
perkembangan perekonomian Indonesia terhadap sektor rill.
13.3 Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: l BJ Habibie adalah orang yang
berasal dari (Daratan) Asia pertama yang memimpin perusahaan terpenting di
Eropa.
13.4 Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang
memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: l Jenis elastisitas terdiri dari
(a) elastis, (b) inelastis, © elastis uniter, (d) elastis sempurna, dan (e)
inelastis sempurna.
14. Tanda Tanda Kurung Siku ([…])14.1
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada tulisan orang lain.
Contoh: l Ibu men [y] apu halaman rumah
sejak pagi.
14.2 Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah ditandai kurung.
Contoh: l Persamaan akuntansi ini
(perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari disini.
REFERENSI:
http://taskactivity.tumblr.com/post/33630460690/fungsi-tanda-baca-beserta-contohnya
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/ejaan-yang-disempurnakan-eyd-pengertian.html
http://ricahyap.blogspot.co.id/2013/01/perbedaan-ejaan-dulu-dengan-sekarang.html
Comments
Post a Comment