KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT EFEKTIF


A. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:
·       Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
·       Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
·       Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
·       Sistematis dan tidak bertele-tele.
B. KESALAHAN KALIMAT
Kesalahan kalimat meliputi kesalahan urutan kata dan penghilangan fungtor kalimat. Perhatikanlah contoh-contoh kesalahan urutan kata dan kesalahan karena penghilangan fungtor kalimat di bawah ini. 
Kesalahan Urutan Kata :
(1) Di sekolah-sekolah sering kita mendengar lagu “Indonesia Raya”. 
(2) Diajarkan kepada mereka hal-hal baru mengenai dunia botani. 
(3) Bisa juga guru membiarkan murid-muridnya berkembang sendiri. 
Kesalahan karena Penghilangan Fungtor Kalimat 
Penghilangan Subjek ,
(1) Memberikan rangsangan agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. 
(2) Bila miskin, otomatis tidak dapat membangun secara serius. 
(3) Dalam hal yang demikian, memang sering menemui kesulitan yang susah diatasi. 
Penghilangan Predikat 
(1)Mereka sebagai pusat informasi bagi siswanya.
Penghilangan Objek 
(1) Seorang guru harus mampu mengajar, mendidik, dan melatih. 
(2) Guru bukan hanya mengajari siswa, melainkan mendidik agar menjadi manusia siap pakai. 
Penghilangan Subjek dan Predikat 
(1) Baik dalam pembangunan bidang keilmuan, niulai-nilai, dan keterampilan. 
(2) Mulai dari tingkat yang paling dasar sampai yang paling tinggi. 
Pelatihan: Kemukakan bentuk kesalahan yang terdapat pada kalimat-kalimat berikut: 
(1) Di kota kami sangat memerlukan prasarana transportasi kota yang memadai. 
(2) Gubernur yang terpilih bulan Juni lalu. Anda jangan mengajari satu hal saja, melainkan beberapa hal.

C. PENALARAN KALIMAT
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
INDUKTIF
induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya “dari yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci “dari khusus ke umum” tadi.
Ciri-ciri Paragraf Induktif:
·       Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
·       Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
·       Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
·       Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas 
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
·       Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
·       Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
·       Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
DEDUKTIF
deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
D. KEHEMATAN ATAU EKONOMI BAHASA
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektifa dalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu di perhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak dating ketempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahu ibah wapresiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak di undang, dia tidak dating ketempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahu ibahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat di ubah menjadi
Ia memakai baju merah.
Di mana engkau menangkap pipit itu?
Penghematan dapat di lakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan keatas.
Kata turun bersinonim dengan kebawah.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Dia hanya membawa badannya saja.
Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
Dia hanya membawa badannya.
Sejak pagi dia bermenung.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:  
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
paratamu-tamu paratamu
beberapa orang-orang beberapa orang
E. DAFTAR KONJUNGSI BAHASA
Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungsi antar paragraf.
Berdasarkan fungsinya konjungsi dikelompokan ke dalam tiga bentuk, diantaranya adalah:
Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa adalah kata hubung yang mengubungkan dua buah klausa atau lebih. Ada tiga macam konjungsi antara klausa, yaitu, korelatif, subordinatif, dan koordinatif.

Konjungsi korelatif
konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara.
Macam-macam konjungsi korelatif:
baik … maupun …
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
bukan hanya …, melainkan …
(se)demikian (rupa) … sehingga…
apa(kah) … atau …
entah … entah …
jangankan…,…pun… . 
Contoh:
Baik Riski maupun Nasar keduanya adalah anak yang baik.
Budi bukan hanya pelukis yang handal, tetapi juga sebagai seniman yang cerdas.
Jangankan uang segudang, sepeser pun aku tak punya. 
Aku tidak tahu harus berbuat apa entah pergi saja entah datang menemuinya.
Dia menghias bunga itu sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah.
Konjungsi subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama (bertingkat).
Macam-macam konjungsi subordinatif: 
…..sebelum…
jika…., maka….
…agar….
Meskipun/bagaimanapun….. , …..
dan lain-lain.
Konjungsi koordnatif
Konjungsi ini sama seperti korelatif yaitu menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.
Macam-macam konjungsi koordinatif
…. dan …
… tetapi …
… atau …
Konjungsi antar kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain sehingga kalimat menjadi logis.
Macam-macam konjungsi antar kalimat:
·       Menyatakan konsekuensi/akibat:
Dengan demikian, akibatnya, konsekuensinya.
·       Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu:
Biarpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, Meskipun demikian/begitu
·       Menyatakan suatu kebalikan dari pernyataan sebelumnya:
Sebaliknya, berbeda dengan
·       Menyatakan peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya:
Kemudian, sesudah/setelah itu, selanjutnya
·       Menyatakan keadaan yang sebenarnya terjadi:
Bahwasanya, sebenarnya , sesungguhnya
·       Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya:
Bahkan, Tak hanya itu, malahan
·       Mempertentangkan keadaan sebelumnya:
Sayangnya, Akan tetapi, namun, kecuali
Oleh karena konjungsi ini merupakan penghubung antar kalimat, maka konjungsi-konjungsi tersebut diawali dengan huruf kapital.

Konjungsi antar paragraf
Konjungsi antar paragraf adalah kata-kata penghubung yang menghubungkan antar paragraf. Konjungsi ini berguna untuk menjadikan suatu paragrag unity, coherent, dan sistematis.
Macam-macam konjungsi antar paragraf:
Terlebih lagi
Disamping…..
Tak hanya sebagai …
Oleh karena itu…
Berdasarkan …
F. DAFTAR PREPOSISI BAHASA
Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomima, adjektiva atau adverbia dan secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut.
Kata-kata yang digunakan di depan kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kata depan. Umpama kata-kata di, dengan dan oleh pada kalimat berikut:
·       Kakek tinggal di desa.
·       Nenek menulis dengan sepidol.
·       Jembatan ini dibangun oleh pemerintah.
Dilihat dari fungsinya, kata depan menyatakan hal-hal berikut:
·       Tempat berada, yaitu; di, pada, dalam, atas dan antara.
·       Arah asal, yaitu; dari.
·       Arah tujuan, yaitu; ke, kepada, akan, dan terhadap.
·       Pelaku, yaitu; oleh.
·       Alat, yaitu; dengan dan berkat.
·       Perbandingan, yaitu; daripada.
·       Hal atau masalah, yaitu; tentang dan mengenai.
·       Akibat, yaitu; hingga dan sampai.
·       Tujuan, yaitu; untuk, buat, guna, dan bagi.
SUMBER :


Comments

Popular Posts